Polda Jatim dan LPSK Didesak Lindungi 3 Wartawan yang Diteror di Lumajang

Koalisi anti Pembantaian Petani mendesak Polda Jawa Timur untuk mengusut pelaku teror terhadap 3 jurnalis di Lumajang dalam kasus peliputan penambangan pasir ilegal. Ancaman teror melalui pesan singkat yang diterima 3 jurnalis itu dirasa meresahkan.

“Ancamannya terhadap 3 jurnalis ini sangat serius. Kami mendesak polisi untuk menangkap pelaku penyebar teror,” ujar Ketua AJI, Suwajono dalam konferensi pers di kantor YLBHI, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (9/11/2015).

Selain itu, Koalisi yang terdiri dari Kontras, YLBHI, Walhi, Jatam, KPA, Pil-Net dan AJI juga mendesak Polda Jawa Timur untuk memberikan jaminan keselamatan bagi setiap pihak yang memperjuangkan lingkungan yang baik dan sehat termasuk para jurnalis. Hal ini sesuai dengan amanat UU no 32 tahun 2009 tentang PPLH, UU no 40 tahun 1999 tentang kebebasan pers, serta UU no 39 tahun 1999 tentang HAM.

“Lebih bagus LPSK juga bisa melindungi mereka,” kata Jono.

Ia juga meminta agar para keluarga jurnalis juga diamankan. Sebab mereka juga tinggal di Lumajang, tak jauh dari lokasi penambangan pasir ilegal.

“Lumajang kota kecil. Memang mereka harus dievakuasi supaya aman,” ujarnya.

Saat ini Polda Jawa Timur telah menangkap 1 orang pelaku diduga peneror. Namun menurut Jono, masih ada oknum lain yang terlibat dalam upaya teror tersebut yang belum tertangkap.

Sementara itu anggota YLBHI Wahyu Nandang Herawan mengatakan, penetapan 32 tersangka terkait penambangan pasir ilegal tidak menimbulkan efek jera. Terbukti dengan masih adanya ancaman yang menimpa 3 jurnalis bernama Iwan yang merupakan jurnalis TV One, Arif jurnalis JTV dan Rahman Kompas TV. Mereka diancam dengan ancaman pembunuhan melalui pesan singkat.

“Para peneror itu tetap saja berkeliaran, karena ada yang belum tertangkap. Mereka menimbulkan keresahan bagi para jurnalis dan aktivis,” ujar Nandang.

 

Sumber : detik.com

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *