YLBHI: Tindak Tegas Ormas Anarkistis

Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), meminta Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menindak tegas organisasi massa (ormas) yang suka mengintimidasi dan main hakim sendiri dengan kekerasan.
YLBHI menyatakan hal itu setelah mendapatkan laporan dari keluarga dan anak-anak korban pelanggaran HAM tragedi 1965, yang dibubarkan secara paksa sejumlah ormas saat akan mengadakan pelatihan pertanian di Wisma Santi Dharma Godean, Sleman, Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Ormas pelaku pembubaran yang diketahui Front Anti Komunis Indonesia (FAKI) dan Forum Komunikasi Putra Putri TNI Polri (FKPPI), diintimidasi dan dianiaya sejumlah orang dari beberapa ormas hingga mengakibatkan lima korban luka-luka.
Wakil Ketua YLBHI, Gatot Rianto di Kantor YLBHI, Jakarta, Rabu (30/10) siang menuturkan tindakan pembubaran paksa pertemuan yang terjadi pada 27 Oktober lalu telah melanggar hak berserikat dan berkumpul, yang dijamin dalam ketentuan Pasal 28E Ayat 2 dan 3 dan lainnya.
“Tindakan yang telah dilakukan ormas tersebut harus mendapatkan perhatian dan penanganan serius dari pemerintah dan jajaran Polri, guna mencegah meluasnya konflik antarkelompok masyarakat atas dasar apa pun agar tidak tumbuh subur dalam era Demokrasi ini,” ujarnya.
YLBHI mengimbau ormas mana pun agar ke depan lebih memahami dan memberikan toleransi kepada siapa pun, untuk menjalankan haknya dengan baik.
Dalam kesempatan itu, sejumlah korban kekerasan FAKI dan FKPPI menceritakan kronologis kejadian yang menimpa mereka.
Penyelenggara kegiatan pelatihan pertanian di Wisma Santi Dharma Godean, Sleman, Yogyakarta, Irina (51) mengungkapkan, dirinya selama ini sering memberikan pelatihan kepada kelompok ibu, petani, dan peternak. Kegiatan itu digelar di Wisma Santi Dharma Godean.
Dia menuturkan, bukannya membela peserta diskusi, pihak aparat kepolisian setempat malah menyalahkan penyelenggara diskusi dengan mengatakan tidak memiliki izin atau memberi pemberitahuan.
Ia menyayangkan pihak kepolisian setempat yang menyatakan tidak ada korban dalam peristiwa tersebut. Padahal, lima peserta diskusi terluka akibat tindakan brutal kedua ormas tersebut.
Sumber : shnews.co
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Print

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *